FALSAFAH HIDUP

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta

Jumat, 25 Desember 2009

KALA SANG WAKTU MELESAT MENINGGALKAN KITA

Waktu seakan melaju begitu cepat.....tak terasa sebentar lagi waktu berganti. salahkan sang waktu yang telah melaju meninggalkan kita????? jawabnya tidak. waktu tidak salah dan kesalahan ada pada diri kita yang selalu tidak peduli akan perjalanan waktu. detik berganti menit kita nggak juga beranjak untuk melakukan perubahan, menit ke jam tetap juga kita nggak pernah mau instropeksi diri, jam ke hari berlalu tanpa sedikitpun bisa membahagiakan orang lain, hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun berlalu begitu saja sampai kini kita akan menginjak tahun 2010. mungkin kita perlu bertanya apa sich yang sudah kita kerjakan di tahun 2009????
Andaikata hidup ini identik dengan busur panah....seyogianya saat membentangkan busur kita berpikir kemana arah yang akan kita tuju????sebab sekali busur itu di bentangkan anak panah akan merlesat tanpa kendali, kita akan kesulitan untuk meluruskan arah anak panah yang telah terlepas dari busurnya. mungkin dalam kehidupan agak identik dengan hal diatas. karena bila kita lalai memanfaatkan waktu, waktu akan berlalu begitu saja tanpa bisa kita raih kembali.
Namun demikian bukan berarti kita tidak bisa berubah di kemudian hari, kalo ingin maju yang paling bijaksana kita lakukan saat ini adalah memanfatkan waktu mulai sekarang juga, oleh karena jauh lebih baik mengalami kemajuan walau hanya sejengkal dibandingkan tidak sama sekali. selamat menyongsong tahun baru 2010, semoga kedamaian, kesejahteraan, selalu menyertai perjalanan bangsa ini, dan kita berharap bencana jauh dari muka bumi.

Selasa, 06 Oktober 2009

Tips Mencegah Osteoporosis

dikutip dari:http://www.klikdokter.com

Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. Osteoporosis bukan hanya berkurangnya kepadatan tulang tetapi juga penurunan kekuatan tulang. Pada osteoporosis kerusakan tulang lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh. Osteoporosis sering disebut juga dengan keropos tulang. Tulang-tulang yang sering mengalami fraktur/patah yaitu : tulang ruas tulang belakang, tulang pinggul, tungkai dan pergelangan lengan bawah.

Gambar 1. Tulang yang osteoporosis

Faktor risiko yang memudahkan Osteoporosis :

1. Asupan zat gizi yang tidak seimbang khususnya kurang kalsium dan vitamin D

2. Proses penuaan

3. Faktor keturunan

Pencegahan osteoporosis sejak dini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

  1. Asupan zat gizi yang berkaitan dengan pembentukan tulang seperti kalsium,vitamin D
  2. Aktivitas fisik yang teratur sangat penting untuk pembentukan tulang

Kekerasan tulang setiap orang akan berangsur-angsur menurun setelah memasuki umur 40 tahun. Pada wanita, menopause mempercepat proses pengeroposan tulang ini, khususnya jika mereka memiliki tulang-tulang yang tipis atau kecil, berambut merah atau pirang atau kulitnya berbintik-bintik, keturunan orang Eropa Utara atau Asia atau tidak pernah mempunyai anak. Merokok, hidup menetap, minum kortikosteroid, dan mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit kalsium juga meningkatkan resiko pengeroposan ini. Makin awal mengalami menopause, semakin tinggi resiko anda.


Gambar 2. Proses osteoporosis seiring dengan bertambah usia


Gaya Hidup Sehat untuk mencegah osteoporosis adalah :

  • Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,rendah lemak,dan kaya kalsium (1000 -1500 mg per hari). Pastikan diet anda mengandung 1000 miligram kalsium per hari ( jika anda pra menopause ) atau 1500 miligram per hari (jika anda post-menopause). Hindari suplemen yang berasal dari dolomite atau tepung tulang, bagaimanapun juga dalam mengkonsumsi kalsium jangan melebihi 1500 miligram kalsium per hari

Gambar 3. Makanan kaya kalsium

  • Kurangi sodium, garam, daging merah, dan makanan yang diasinkan
  • Mulailah program reguler, latihan mempertahankan berat badan seperti jalan-jalan, jogging, bersepeda atau aerobik yang tak berpengaruh atau pegaruhnya rendah

Gambar 4. Berolahraga untuk pencegahan dini osteoporosis

  • Hindari minum kopi secara berlebihan karena dapat mengeluarkan kalsium secara berlebihan, kurangi juga softdrink/minuman ringan karena dapat menghambat penyerapan kalsium
  • Hindari minuman beralkohol dan rokok karena dapat menyerap cadangan kalsium dalam tubuh.
  • Paparan matahari (di pagi hari dan sore menjelang magrib ) membantu pembentukan vitamin D
Tanyakan pada dokter tentang terapi penggantian estrogen yang dapat mencegah osteoporosis dan efek-efek samping dari menopause yang lain.

"Konsumsi Soda Diet (Rendah Kalori) Meningkatkan Risiko Sindrom Metabolik"

dikutip dari:http://www.klikdokter.com

Banyak orang berpikir bahwa dengan mengganti minum minuman soda biasa dengan soda diet (rendah kalori) bisa lebih sehat karena kandungan gula yang rendah. Penelitian saat ini telah membuktikan adanya hubungan antara minum soda diet (rendah kalori) dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes yang termasuk didalamnya obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan trigliserida, rendahnya kolesterol baik (HDL) dan peningkatan gula darah. orang yang minum 1 kaleng atau lebih soda rendah kalori dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik sebanyak 50 sampai 60 persen.

Para peneliti memonitor pemasukan makanan dari 9,541 orang berumur 45 sampai 64 tahun menggunakan kuisioner makanan dan setelah sembilan tahun hampir 40 persen mendapat sindrom metabolik. Orang yang mengkonsumsi dua atau lebih daging merah sehari dengan soda rendah kalori mempunyai risiko tinggi mendapat sindrom metabolik. Untuk peminum soda rendah kalori risiko mereka lebih meningkat 30 persen dari yang tidak mengkonsumsi soda rendah kalori.

Secara umum orang minum satu atau lebih minuman bersoda dalam sehari mempunyai risiko menjadi obese sebanyak 31 persen. Meningkatkan risiko peningkatan lingkar perut sebanyak 30 persen- merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Mereka juga mempunyai risiko peningkatan kadar trigeliseda dan gula darah sebanyak 25 persen dan penurunan kolesterol yang baik (high-density lipoprotein (HDL)) sebanyak 32 persen.

Beda minuman soda biasa dengan soda rendah kalori terdapat pada pemanisnya. Sebagian besar minuman soda diet (rendah kalori) mengandung gula rendah kalori, salah satunya adalah aspartame. Banyak efek yang tidak bagus terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh aspartame. Penelitian lain juga membuktikan bahwa gula rendah kalori yang terdapat pada soda tidak berpengaruh pada penurunan berat badan, namun dapat meningkatkan berat badan. Hal ini masih dalam perdebatan, sebab orang yang mempunyai kebiasaan minum soda, baik yang biasa maupun rendah kalori memiliki pola makan dan gaya hidup yang mirip.

Pencarian Khusus

Periode :

Rabu, 23 September 2009

Perdarahan Rahim Disfungsional

dikutip dari: klikdokter menuju sehat

Definisi

Perdarahan rahim disfungsional merupakan perdarahan rahim abnormal tanpa penyebab organik (gangguan organ). Sebelumnya kita harus menyingkirkan kemungkinan kehamilan, tumor, infeksi, koagulopati, dan penyakit radang panggul atau penyakit lainnya. Pada suatu waktu, seorang wanita dapat mengalami perdarahan rahim yang abnormal, kejadian ini berkaitan dengan pekerjaan, masalah di rumah tangga, dan kehidupan seksual. Perdarahan rahim abnormal diantaranya adalah :

  1. Amenorea : kondisi lebih dari 6 bulan tanpa menstruasi pada wanita non-menopause
  2. Hipermenorea : > 7 hari perdarahan menstruasi
  3. Menometroragia : menstruasi yang banyak dan memanjang pada siklus yang biasa
  4. Menoragia : perdarahan yang terjadi > 80ml pada siklus biasa
  5. Metroragia : perdarahan iregular yang terjadi diantara 2 waktumenstruasi
  6. Bercak di tengah siklus (midcycle spotting) : bercak yang terjadi sesaat sebelum ovulasi, yang biasanya disebabkan oleh penurunan estrogen
  7. Oligomenorea : siklus menstruasi > 35 hari, biasanya disebabkan oleh memanjangnya fase folikular
  8. Polimenorea : siklus menstruasi <>
  9. Perdarahan pasca sanggama : dapat terjadi karena luka di permukaan
  10. Perdarahan postmenopause : perdarahan yang terjadi pada wanita menopuse > 1 tahun setelah siklus terakhir

Perdarahan abnormal rahim biasanya muncul 5-10 tahun sebelum menopause atau setelah menarche (menstruasi pertama kali). Perdarahan rahim disfungsional terjadi pada 5% wanita dengan siklus menstruasi, dimana 80% kasusnya merupakan menoragia yang paling banyak disebabkan oleh anemia karena kekurangan zat besi.

Gambar . Siklus Menstruasi

Penyebab

Interaksi antara hipotalamus, hipofisis anterior, ovarium (indung telur), dan lapisan endometrium di rahim menciptakan sebuah siklus menstruasi. Disfungsi atau gangguan di dalam salah satu sistem ini dapat menyebabkan anovulasi (tidak terdapatnya sel telur) atau perdarahan abnormal. Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari, dengan rata-rata 40ml/hari dan perdarahan terbanyak berlangsung pada 2 hari pertama.

Perdarahan rahim abnormal umumnya disebabkan oleh hormon eksogen (dari luar), sedangkan perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh gangguan hormonal endogen (dari dalam). Kelainan hormonal adalah penyebab terserig perdarahan rahim disfungsional.

Tanda dan gejala

Perdarahan rahim abnormal yang terjadi bermacam-macam, seperti yang disebutkan di atas. Sebaiknya seorang wanita menyebutkan karakteristik dari perdarahan yang terjadi pada petugas kesehatan. Dimulai dari waktu terjadinya, untuk menentukan apakah ini perdarahan menstruasi atau di luar siklus mentruasi; jumlahnya, yang dapat digambarkan dari bekuan darah yang terjadi (menandakan jumlah perdarahan yang banyak), frekuensi penggunaan pembalut dalam sehari, bercak pada pakaian dalam, dan tanda-tanda anemia.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter dapat berupa pemeriksaan panggul dan kemaluan menggunakan alat yang disebut spekulum yang digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya trauma atau benda asing. Pemeriksaan pap smear dan perut-panggul juga perlu dilakukan

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah serta pemeriksaan kehamilan diperlukan pada kasus ini. Pemeriksaan lain tergantung dari usia, status ovulasi, risiko PMS (Penyakit Menular Seksual), dan risiko penyakit lain. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal adalah pemeriksaan non-invasif dan membantu dalam mendeteksi kelainan pada rahim, seperti polip, atau mengukur ketebalan endomentrium. Pemeriksaan ini dapat dilanjutkan dengan histeroskopi (memasukkan teropong dalam rahim) atau biopsi endometrium (mengambil sedikit jaringan endometrium) bila diperlukan.

Terapi

Tujuan terapi adalah mengontrol perdarahan, mencegah perdarahan berulang, mencegah komplikasi, mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh, dan menjaga kesuburan. Tatalaksana awal dari perdarahan akut adalah pemulihan kondisi hemodinamik dari ibu. Pemberian estrogen dosis tinggi adalah tatalaksana yang sering dilakukan. Regimen estrogen tersebut efektif di dalam menghentikan episode perdarahan. Bagaimanapun juga penyebab perdarahan harus dicari dan dihentikan. Apabila pasien memiliki kontraindikasi untuk terapi estrogen, maka penggunaan progesteron dianjurkan.

Untuk perdarahan disfungsional yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terapi yanmg diberikan tergantung dari status ovulasi pasien, usia, risiko kesehatan, dan pilihan kontrasepsi. Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan , dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi. Terapi operasi dapat disarankan untuk kasus yang resisten terhadap terapi obat-obatan.

Pencegahan

Pasien disarankan untuk menjaga kondisi kesehatan mereka, mengurangi merokok, kokain, amfetamin, sehingga dapat meminimalisasi risiko untuk perdarahan abnormal dan kanker.

Kamis, 30 Juli 2009

Cegah Preeklamsia dengan Asam Folat


di kutip dari:kompas.com

OTTAWA, SENIN - Konsumsi asam folat atau folic acid selama kehamilan memang dikenal sangat bermanfaat terutama dalam mencegah kecacatan pada otak serta sistem syaraf bayi. Tetapi menurut penelitian para ahli di Kanada, manfaat asam folat tidak hanya sebatas pada mencegah kecatatan bayi. Konsumsi multivitamin yang mengandung asam folat pada awal kehamilan trimester kedua dapat mengurangi risiko terjadinya preeklamsia pada ibu hamil.

Menurut tim riset yang dipimpin Dr Shi Wu Wen di Universitas Ottawa, asupan folat yang seimbang berperan penting dalam perkembangan plasenta. Folat tampaknya memiliki manfaat terhadap pembentukan sel-sel endotelial, sel-sel khusus yang melapisi pembuluh darah di seluruh tubuh dan plasenta.

Preeklamsia, yang juga disebut toxemia kehamilan, adalah kelainan atau gangguan progresif yang ditandai kehdairan protein dalam urin serta tingginya tekanan darah. Gangguan ini dapat diikuti oleh gejala pembengakakan, meningkatnya bobot tubuh secara drastis, sakit kepala dan terganggunya penglihatan. Namun begitu pada beberapa wanita, preeklamsia hanya ditunjukkan dengan sedikit gejala.

Preeklamsia serta gangguan tekanan darah lainnya merupakan kasus yang menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari seluruh kehamilan. Dua penyakit ini pun tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada bayi dan ibu hamil di seluruh dunia. Preeklamsia juga dapat berubah menjadi eklamsia, atau kondisi lebih serius yang ditandai dengan kejang atau seizure. Komplikasi dari eklamsia dapat menimbulkan terputusnya plasenta serta kelahiran prematur.

Wen menjelaskan preeklamsia sebenarnya terdiri dari dua tahap. Pada tahap I, yang kemungkinan terjadi di akhir trimester pertama atau awal trimester kedua, ditandai dengan penurunan aliran darah pada plasenta. Pada tahap II, yang kemungkinan terjadi di awal trimester ketiga, ditandai dengan sindrom preeklamsia, yang disebabkan ketidaknormalan dari sel-sel endotelial ibu hamil.

Menurut Wen, lemahnya pembentukan pembuluh darah, peradangan serta ketidaknormalan sistem syaraf merupakan faktor-faktor yang bisa memberikan kontribusi. Tim yang dipimpin Wen juga membuat hipotesa bahwa dosis tinggi asam folat pada awal kehamilan dapat membantu pencegahan pada dua tahap preeklamsia tersebut.

Dalam risetnya, Wen beserta timnya memantau sebanyak 3.000 wanita hamil yang baru memasuki 12 hingga 20 minggu kehamilan. Sebanyak 2.713 (92 persen) di antaranya mengonsumsi asam folat atau multivitamin yang mengandung asam folat dengan dosis 1.0 milligram atau lebih.

Seperti yang telah diduga, suplemen asam folat mampu menekan rata-rata terjadinya preeklamsia. Sementara itu, preeklamsia hanya terjadi pada 2,17 persen wanita yang mengonsumsi asam folat, dan sekitar 5,04 persen terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi suplemen. Temuan ini dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynaecology.

Setelah peneliti mencocokan data serta mempertimbangkan pengaruh dari usia kehamilan, etnis, tingkat pendidikan, jumlah kehamilan sebelumnya , bobot tubuh, pendapatan, merokok, tekanan darah , diabetes dan sejarah mengidap preeklamsia, Wen dan rekannya menemukan bahwa asam folat dapat menurunkan risiko preeklamsia hingga 66 persen..

Penting di awal kehamilan
Tim yang dipimpin Wen juga menekankan, apakah wanita hamil mengonsumsi suplemen asam folat - sebelum atau sesudah konsepsi - atau apakah wanita ini berhenti atau melanjutkan asam folat pada trimester ketiga, rata-rata kasus preeklamsia tercatat lebih rendah ketimbang para wanita yang tidak mengonsumsi asam folat sama sekali.

Para ahli menyimpulkan bahwa pemberian suplemen asam folat di awal trimester pertama atau di awal trimester kedua akan sangat penting artinya untuk pencegahan preeklamsia. Menurut Wen, dosis asam folat yang direkomendasikan adalah 4 mg atau 5 mg untuk wanita yang kehamilannya memiliki risiko tinggi atau yang berisiko cacat tabung syaraf (neural tube defects/NTD)). Namun, jika dosis asam folat berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada perut, kulit dan kejang/seizures.

Pencegahan Preeklamsi: Faktor-faktor Gizi Kembali Disorot

Oleh: Sophie Alexander

Preeklamsi adalah suatu kondisi yang terjadi pada kehamilan yang membahayakan hidup ibu dan bayinya. Salah satu justifikasi pelayanan antenatal adalah untuk menurunkan risiko preeklamsi. Selama satu abad yang lalu, pelayanan antenatal meliputi berbagai strategi, termasuk pantangan terhadap udara dingin dan pengurangan konsumsi garam, untuk mencegah preeklamsi.1 Pada masa yang lebih belakangan, ada yang menyatakan bahwa preeklamsi tidak dapat dicegah; layanan antenatal harus ditujukan hanya untuk penanganan penyakit jika penyakit tersebut sudah muncul.2 Namun, kemungkinan untuk upaya pencegahan preeklamsi tetap diteruskan, dan kemungkinan ada faktor-faktor penting yang belum diketahui.

Sebuah petunjuk tentang pencegahan preeklamsi melalui faktor gizi telah muncul. Sebuah tim dari Seattle melaporkan hasil sebuah penelitian kasus kontrol tentang hubungan vitamin C dengan preeklamsi.3 Para peneliti menilai adanya paparan terhadap asam askorbat melalui pengukuran level dalam plasma darah dan melalui kuesioner intake makanan. Kedua metode tersebut menunjukkan bahawa perempuan dengan preeklamsi memiliki tingkat konsumsi asam askorbat yang kurang. Perempuan pada kelompok sepuluh persen terbawah kadar asam askorbat plasma empat kali kemungkinannya untuk mengalami preeklamsi. Temuan tentang hubungan khusus vitamin C ini sesuai dengan sebuah penelitian eksperimental randomisasi tentang suplementasi dua macam antioksidan (vitamin C dan E). Pada penelitian tersebut, yang dilakukan terhadap 283 perempuan risiko tinggi, preeklamsi secara nyata turun pada kelompok pemakai antioksidan (adjusted odds ratio [OR] 0,4; 95% confidence interval [CI] _ 0.17– 0.90).4 Selain itu, intervensi tersebut juga berhubungan dengan 21% (95% CI _ 4%–35%) penurunan rasio inhibator aktifator plasminogen 1 ke 2, sebuah penanda preeklamsi.

Dengan dukungan epidemiologis lebih lanjut tentang hubungan ini, pencegahan preeklamsi melalui intervensi diet menjadi suatu yang mungkin. Namun, hasil ini harus diletakkan dalam konteks intervensi-intervensi gizi pada masa lalu, yang pada suatu saat juga terlihat menjajikan. Intervensi-intervensi tersebut banyak macamnya dan meliputi baik penambahan atau pengurangan makanan.
Suplementasi
Pada pencegahan preeklamsi, suplemen yang paling sering diteliti adalah kalsium. Review oleh Cochrane mengidentifikasi 28 penelitian eksperimental, salah satu di antaranya masih berlangsung; 17 di antaranya dianggap tidak informatif, 10 penelitian masih menunggu overview terakhir terhadap 6604 perempuan.5 Hasil tergantung pada intake kalsium dasar. Pada enam penelitian yang dilakukan pada populasi dengan intake kalsium rendah, risiko preeklamsi diturunkan sebesar dua per tiga pada kelompok yang diberi suplementasi (risiko relatif [RR] 0.3; 95% CI 0.21– 0.49]). Tren semakin melemah jika suplementasi diterapkan pada populasi dengan intake kalsium tinggi (RR 0.9; 95% CI 0.71–1.05). Sebuah penelitian menemukan angka hipertensi pada anak-anak yang lebih rendah pada kelompok perlakuan.
Bahan lain yang sering diteliti adalah minyak ikan, yang telah menjadi obyek penelitian sejak Perang Dunia Kedua. Minyak ikan merupakan kandidat yang mungkin untuk upaya pencegahan, karena efek asam lemak n-3 yang telah diketahui dalam penyeimbangan prostacyclin/thromboxane-A2 pada preeklamsi. Pada sebuah penelitian eksperimental pada tahun 1938–1939, 5644 perempuan dirandomisasi, dan penurunan preeklamsi sebesar 31% terjadi pada kelompok perlakuan.6 Sayangnya, penelitian-penelitian eksperimental tentang minyak ikan akhir-akhir ini justru kurang memberi kesimpulan pasti. Dalam enam penelitian eksperimental multicenter, ada sedikit penurunan dalam risiko kelahiran preterm rekuren, tetapi tidak ada penurunan preeklamsi.7 Para penulis menyimpulkan bahwa “walaupun beberapa penelitian tentang pemberian minyak ikan ini memberi hasil yang menjanjikan, sampai hari ini belum terlihat dengan jelas keuntungan-keuntungan klinis yang berharga”.
Faktor nutrisi lain telah banyak dipikirkan namun tidak diteliti secara ekstensif. Sebagai contoh, di Hungaria, para peneliti menemukan hubungan antara preeeklamsi dengan adanya magnesium dalam air minum.8
Pantangan
Pantang garam (awalnya karena adanya edema yang merupakan bagian dari sindrom preeklamsi) selama bertahun-tahun merupakan rekomendasi standar untuk mencegah preeklamsi. Dua buah penelitian eksperimental kecil yang direview Cochrane tentang konsumsi garam tidak berhasil menunjukkan keuntungan atau risiko dari diet rendah garam.9
Jika garam tidak berbahaya, mungkin gula akan menjadi kandidat berikut untuk diperhatikan. Sebuah penelitian kohort menunjukkan nilai risiko untuk preeklamsi (OR 3.6, 95% CI 1.3–9.8) dengan intake tinggi sukrosa.10 Namun, review Cochrane mengenai diet-diet rendah energi (pada perempuan yang tidak mengalami kegemukan atau mengalami penambahan berat badan berlebihan pada awal kehamilan) tidak menunjukkan adanya efek pengurangan penambahan berat badan pada hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan atau preeklamsi.11
Tindakan Lebih Lanjut
Berdasarkan intervensi-intervensi yang mengecewakan tersebut, ada tiga kemungkinan pilihan. Yang pertama adalah menghilangkan ilusi-tidak satupun dari intervensi ini akan berhasil. Yang kedua adalah pandangan pragmatis-mari kita rekomendasikan perempuan yang hamil untuk mengkonsumsi jus jeruk, cocoa (untuk magnesium), kacang almonds dan hazelnuts (untuk vitamin E), salmon asap (untuk asam lemak n-3), dan keju (untuk kalsium), tetapi hindari yang manis-manis dan garam. Pandangan pragmatis ini masih disarankan oleh setidaknya satu rumah sakit pendidikan.12 Pilihan ketiga adalah membuat penelitian eksperimental randomisasi yang besar, melibatkan berbagai center, tentang antioksidan secara ideal, dengan melibatkan sampel perempuan berisiko yang cukup banyak (dengan riwayat preeklamsi dan diet yang buruk). Mungkin waktunya akan tiba untuk penelitian semacam itu. Pada saat para peneliti mempertimbangkan sebuah penelitian nutrisi yang baru, sebuah saran mungkin sudah menunggu. Pada dunia nyata, makanan tetap memberikan kenikmatan yang banyak.13 Sebuah makanan yang baik mungkin lebih menarik dibanding sebuah tablet multivitamin. Jadi mungkin baik juga mengelompokkan sampel penelitian dalam tiga kelompok: suplementasi dengan placebo, tablet dan makanan yang enak?
Diterjemahkan oleh: Siti Nurul Qomariyah
References
1. Loudon I. Some historical aspects of toxaemia of pregnancy. A review. Br J Obstet Gynaecol 1991;98:853–858.
2. Moutquin J-M, Garner PR, Burrows RF, et al. Report of the Canadian Hypertension Society Consensus Conference: 2. Nonpharmacologic management and prevention of hypertensive disorders in pregnancy. CMAJ 1997;157:907–919.
3. Zhang C, Williams MA, King IB, et al. Vitamin C and the risk of preeclampsia–results from dietary questionnaire and plasma assay. Epidemiology 2002;13:409–416.
4. Chappell LC, Seed PT, Briley AL, et al. Effect of antioxidants on the occurrence of pre-eclampsia in women at increased risk: a randomised trial. Lancet 1999;354:810–816.
5. Atallah AN, Hofmeyr GJ, Duley L. Calcium supplementation during pregnancy for preventing hypertensive disorders and related problems (Cochrane Review). Cochrane Database Syst Rev 2000;3:CD001059.
6. Olsen SF, Secher NJ. A possible preventive effect of low-dose fish oil on early delivery and pre-eclampsia: indications from a 50-yearold trail. Br J Nutr 1990;64:599–609.
7. Olsen SF, Secher NJ, Tabor A, Weber T, Walker JJ, Gluud C. Randomised clinical trials of fish oil supplementation in high risk pregnancies. Fish Oil Trials In Pregnancy (FOTIP) Team. Br J Obstet Gynaecol 2000;107:382–395.
8. Melles Z, Kiss SA. Influence of the magnesium content of drinking water and of magnesium therapy on the occurrence of preeclampsia. Magnes Res 1992;5:277–279.
9. Duley L, Henderson-Smart D. Reduced salt intake compared to normal dietary salt, or high intake, in pregnancy (Cochrane Review). Cochrane Database Syst Rev 2000;2:CD001687.
10. Clausen T, Slott M, Solvoll K, Drevon CA, Vollset SE, Henriksen T. High intake of energy, sucrose, and polyunsaturated fatty acids is associated with increased risk of preeclampsia. Am J Obstet Gynecol 2001;185:451–458.
11. Kramer MS. Energy/protein restriction for high weight-for-height or weight gain during pregnancy. Cochrane Database Syst Rev 2000;2:CD000080.
12. Szabo J, Pal A, Szabo-Nagy A. Preventing toxaemia. Lancet 2001; 357:2140.
13. Rozin P, Fischler C, Imada S, Sarubin A, Wrzesniewski A. Attitudes to food and the role of food in life in the U.S.A., Japan, Flemish Belgium and France: possible implications for the diethealth debate. Appetite 1999;33:163–180.
Dari Unit Kesehatan Reproduksi, School of Public Health, Université Libre de Bruxelles, Brussels, Belgium.
Korespondensi: Sophie Alexander, Reproductive Health Unit,
School of Public Health, Université Libre de Bruxelles 808, Route de Lennik,
1070 Brussels, Belgium; salexand@ulb.ac.be
Copyright © 2002 by Lippincott Williams & Wilkins, Inc.
sumber: EPIDEMIOLOGY July 2002, Vol. 13 No. 4 NUTRITION AND PREECLAMPSIA

Selasa, 21 Juli 2009

Gonorrhoeae

Bookmark and Share

dikutip dari:www.klikdokter.com

Gonorrhoeae atau gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi juga kontak secara langsung dengan eksudat yang infektif. Penyakit ini mempunyai insidens yang tinggi dibanding penyakit menular seksual lainnya. Walaupun angka kejadian penyakit ini sudah menurun sejak tahun 1970an, namun hampir 800.000 kasus baru ditemukan tiap tahun di AS. Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya. Penyakit ini lebih sering menyerah remaja dan dewasa muda, serta lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.

PENYEBAB
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menular ke orang lain melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonore dari pemakaian handuk bersama maupun pemakaian toilet umum.

GEJALA
Masa inkubasi gonorrhea sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa inkubasi sulit untuk ditentukan karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala.

Pada pria, awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar uretra, saluran yang menghantarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Selanjutnya, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret kental berwarna keruh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.

Pada wanita, gejala, kalaupun ada, dapat sangat ringan sehingga penderita tidak menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita gonore tidak memberikan gejala.Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil, buang air kecil menjadi lebih sering, dan kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah. Selain itu, terdapat sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.

PENGOBATAN
Bila menyadari mempunyai gejala-gejala seperti di atas, atau mempunyai pasangan seksual dengan gejala di atas, perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti mengambil sekret dari vagina ataupun penis untuk dianalisa. Antibiotik adalah pengobatan untuk gonore. Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:

  1. Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral
  2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
  3. Azitromisin 2 gram, peroral
  4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
  5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
  6. Ofloxacin 400 mg, peroral
  7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular

Obat-obat tersebut diberikan dengan dosis tunggal.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah penularan gonore, gunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual. Jika menderita gonore, hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. Walaupun sudah pernah terkena gonore, seseorang dapat terkena kembali, karena tidak akan terbentuk imunitas untuk gonore. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa untuk mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan. Selain itu, juga menyarankan para wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar.[]

Syphilis

Bookmark and Share

dikutip dari:www.klikdokter.com

Syphilis merupakan infeksi bakteri yang dapat menjalar ke seluruh bagian tubuh. Tidak hanya menginfeksi sekitar alat kelamin, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum ini sangat mudah menular melalui kontak seksual langsung vaginal, oral maupun anal. Bahkan syphilis juga dapat menular dari berciuman mulut ke mulut dengan penderita sebelumnya.

Gejala
Akan timbul sekitar 3 minggu sampai 6 bulan setelah berhubungan intim / sex, umumnya ditandai dengan :

  • Timbul benjolan dan luka di sekitar alat kelamin
  • Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit
  • Dalam beberapa minggu luka akan hilang, namun justru bakteri akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan menyerang bagian tubuh lain
  • Terkadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti gejala flu
  • Muncul bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan intim/ sex

Jika tidak ditangani dan diobati, maka dalam jangka panjang dapat berakibat:

  • Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, setelah 5-10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung
  • Pada perempuan hamil, penyakit ini dapat menular kepada bayi yang dikandungnya yang mengakibatkan kerusakan kulit, hati, limpa dan bahkan keterbelakangan mental.

Syphilis memiliki beberapa tahapan penyebaran infeksi pada tubuh manusia:

  1. Tahap I (Sipilis Primer)

Terjadi 9-10 hari setelah terinfeksi Timbul luka yang tidak nyeri di penis, bibir kemaluan atau leher rahim

  1. Tahap II (Sipilis Sekunder)

Terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama Gejala berupa kelainan kulit bercak kemerahan tidak gatal, terutama pada telapak tangan dan kaki. Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Bisa juga berupa kutil di sekitar alat kelamin dan anus

  1. Tahap III (Sipilis Laten)

Tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat atau bagian tubuh lainnya. Kondisi ini hanya dapat dilihat melalui pemeriksaan darah khusus sipilis

  1. Tahap IV (Sipilis Tersier)

Timbul 5-30 tahun setelah tahap sipilis II. Terdapat kerusakan pada alat tubuh penting yang menetap pada otak, pembuluh darah dan jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang. Pada bayi dan anak-anak akan menimbulkan: - Kelainan bentuk wajah - Kelainan tulang - Kebutaan, ketulian - Kelainan bentuk gigi yang khas - Kelainan kulit - Bahkan dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan meninggal

Pengobatan

Antibiotik dapat digunakan sebagai perawatan jika dapat terdeteksi dini. Namun pengobatan tidak dapat mengembalikan kerusakan yang terjadi akibat penyakit ini. Konsultasikan segera kepada dokter spesialis jika keluhan berlanjut.

Hindari hubungan seksual dengan orang yang bukan pasangan adalah hal terbaik untuk mencegah penyakit ini. Karena pengobatan terbaik untuk syphilis adalah mencegah syphilis itu sendiri.[]

Tips Pijat Perineum

Oleh : dr. Tri Rejeki Herdiana

Sumber : www.myfda.org

Meskipun episiotomi (menggunting perineum untuk melebarkan jalan keluar bayi) tidak lagi rutin dilakukan saat ini, namun alangkah baiknya apabila kita juga dapat mencegah kejadian episiotomi dan jahitan pada perineum di kala melahirkan.

Hal ini perlu dipikirkan terutama apabila Ibu sudah pernah mengalami episiotomi sebelumnya (dan merasakan tidak enaknya proses penyembuhan) atau ini adalah pengalaman melahirkan yang pertama kali.

Apa itu pijat perineum?

Perineum adalah area kulit antara liang vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika melahirkan atau secara sengaja digunting guna melebarkan jalan keluar bayi (episiotomi). Pijat perineum adalah teknik memijat perineum di kala hamil atau beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan aliran darah ke daerah ini dan meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas perineum akan mencegah kejadian robekan perineum maupun episiotomi.

Apa keuntungan pijat perineum?

Pijat perineum memiliki berbagai keuntungan yang semunya bertujuan mengurangi kejadian trauma di saat melahirkan. Keuntungannya diantaranya adalah :

  • Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
  • Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina (Vaginal Touche)
  • Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan perineum di kala kepala bayi akan keluar
  • Menghindari kejadian episiotomi atau robeknya perineum di kala melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum

Penelitian yang diterbitkan di American Journal Obstretician and Gynecology menyimpulkan bahwa pijat perineum selama masa kehamilan dapat melindungi fungsi perineum paling tidak dalam 3 bulan pasca melahirkan. The Cochrane Review merekomendasikan bahwa pijat perineum ini harus selalu dijelaskan pada ibu hamil agar mereka mengetahui keuntungan dari pijat perineum ini. Pijat perineum ini sangat aman dan tidak berbahaya.

Kapan pijat perineum tidak dianjurkan?

Pijat perineum sebaiknya tidak dilakukan bagi ibu hamil dengan infeksi herpes aktif di daerah vagina, infeksi jamur, atau infeksi menular yang dapat menyebar dengan kontak langsung dan memperparah penyebaran infeksi.

Bagaimana cara pijat perineum?

Ibu sebaiknya memulai pijat perineum sekitar 4-6 minggu sebelum waktunya melahirkan atau pada kehamilan minggu ke-34. Teknik yang dapat dilakukan untuk pijat perineum adalah :

  • Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak panjang. Pijatan ini dapat dilakukan sendiri atau oleh pasangan (suami)
  • Berbaringlah dalam posisi yang nyaman. Beberapa wanita ada yang berbaring miring dan menggunakan bantal untuk menyangga kaki mereka. Ada yang menggunakan posisi semi-litotomi atau posisi ‘mengangkang’
  • Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah perineum tersebut
  • Ibu dapat menggunakan minyak zaitun, minyak vitamin E, minyak kelapa, atau sweet almond. Lakukan pemijatan sebelum mandi pagi dan sore
  • Letakkan satu atau dua ibu jari (atau jari lainnya bila ibu tidak sampai) sekitar 2-3 cm di dalam vagina. Tekan ke bawah dan kemudian menyamping pada saat yang bersamaan. Perlahan-lahan coba regangkan daerah tersebut sampai ibu merasakan sensasi seperti terbakar, perih, atau tersengat
  • Tahan ibu jari dalam posisi seperti diatas selama 2 menit sampai daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu merasakan perih lagi
  • Tetap tekan daerah tersebut dengan ibu jari. Perlahan-lahan pijat ke depan dan ke belakang melewati separuh terbawah dari vagina. Lakukan ini selama 3-4 menit. Ingatlah untuk menghindari pembukaan saluran kemih, ibu dapat memulai dengan pijatan ringan dan semakin ditingkatkan tekanannya seiring dengan sensitivitas yang berkurang
  • Ketika ibu sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari vagina dengan ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini akan membantu meregangkan kulit dimana kepala bayi saat melahirkan nanti akan meregangkan perineum itu sendiri
  • Lakukan pijatan perlahan-lahan dan hindari pembukaan dari katup uretra (lubang kencing) untuk menghindari iritasi atau infeksi

Dalam waktu beberapa minggu, ibu akan merasakan daerah perineum menjadi lebih elastis. Melahirkan dengan perlahan dan terkendali (mengikuti instruksi dokter ketika mendorong) adalah kunci jaminan perineum utuh dan mengurangi angka kejadian laserasi (robekan/perlukaan). Bayi harus berada di dalam kondisi baik dan ibu harus mengikuti segala hal yang diperintahkan oleh dokter/bidan.

Sumber : lotusshiatsutherapy.com

Teror A-H1N1 di Indonesia

Oleh : dr. Salma Oktaria

Bangsa ini tak pernah luput dari cobaan kesatuan bangsa, belum selesai membenahi diri mengingkatkan kewaspadaan ancaman berkembangnya pandemi virus flu A-H1N1, luka lama yang disebabkan para ulah tak bertanggung jawab mengebom J.W. Marriot dan Ritz Carlton terbuka menganga kembali.

Perhatian Indonesia dan dunia sukses teralih kepada peningkatan kewaspadaan penanggulangan terorisme di Indonesia. Keamanan diseluruh pintu akses masuk keluar wilayah di Indonesia semakin diperketat. Sejalan dengan proses peningkatan atensi keamanan hal tersebut bangsa ini juga dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan ancaman berkembangnya pandemi virus flu A-H1N1.

Di Jepang sendiri, angka korban infeksi flu A-H1N1 menyentuh angka 4.000 pasien. Negara tetangga Indonesia sendiri, Australia korban infeksi flu A-H1N1 mencapai 7.933. Memang, bangsa ini sudah memiliki pengalaman akan belasan penyakit tropis yang lebih mematikan, namun bukan berarti kita kebal terhadap ancaman flu A-H1N1. Tetap saja hal-hal tersebut perlu ada tindakan penanggulangan yang agresif.

Peningkatan Kewaspadaan
Jika Anda tinggal di daerah di mana kasus flu babi telah teridentifikasi dan kemudian jatuh sakit dengan gejala-gejala infeluenza, termasuk demam, pegal-pegal seluruh badan, lemas, penurunan nafsu makan, pilek, nyeri tenggorokan, mual, atau muntah, atau diare, sebaiknya Anda menghubungi dokter atau rumah sakit yang dijadikan rujukan penanganan infeksi ini. Sebagai upaya pencegahan penularan ke orang lain, penderita disarankan untuk tetap beristirahat di rumah.

Seperti infeksi virus influenza pada umumnya, sebagian besar infeksi virus H1N1 (yang ringan) akan sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan obat-obatan (self-limiting disease). Saat ini, kasus-kasus flu H1N1 di Amerika Serikat bersifat ringan dan membaik sendiri. Karena itu jika muncul gejala influenza, seperti biasa, yang dapat kita lakukan adalah mencoba membantu pasukan sistem imunitas (tubuh) memberantas virus dengan cukup beristirahat dan makan makanan yang bergizi secara teratur. Suplementasi vitamin atau meningkatkan konsumsi buah-buahan yang kaya vitamin juga dapat membantu.

Jika infeksinya lebih berat, dokter dapat memberikan obat-obat antivirus. Obat ini akan meredakan gejala dan mencegah komplikasi seperti pneumonia. Saat ini pada beberapa negara tersedia obat-obat antivirus yang efektif.

Terdapat dua kelas antivirus,

  1. adamantanes (amantadine dan remantadine), dan
  2. inhibitor neuraminidase influenza (oseltamivir dan zanamivir).

Khusus untuk serangan flu babi pada saat ini, direkomendasikan pemberian oseltamivir atau zanamivir.

Obat ini sama dengan yang disediakan untuk penanganan flu burung. Berdasarkan informasi dari Menteri Kesehatan Indonesia, di Indonesia masih terdapat persediaan cadangan oseltamivir sebanyak 5 juta dosis. Jadi dalam hal ini Indonesia cukup siap.

Obat antivirus tersebut sebaiknya diberikan tidak lama setelah diagnosis flu babi ditegakkan. Pemberian obat dilakukan selama 5 hari. Untuk orang dewasa, dosis oseltamivir adalah 75 mg per hari. Obat-obat ini masuk kategori C untuk keamanan penggunaan dalam kehamilan, artinya belum ada penelitian atau studi klinis mengenai kemanan obat-obat ini untuk ibu hamil. Karena efeknya pada kehamilan belum diketahui, penggunaan obat ini sebaiknya setelah dipertimbangkan risiko dan keuntungannya. Namun, selama ini belum ada laporan mengenai efek samping oseltamivir atau zanamivir baik pada ibu hamil maupun bayi yang kemudian dilahirkan.

Penanggulangan Infeksi
Yang perlu diperhatikan adalah apabila Anda merasa sangat sakit dan muncul gejala-gejala yang bersifat gawat darurat, Anda perlu segera mencari penanganan darurat di Rumah Sakit. Pada anak, tanda-tanda gawat darurat tersebut, antara lain:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Warna kulit kebiruan
  • Tidak mau minum atau tidak cukup minum
  • Anak menjadi tidur terus (penurunan kesadaran)
  • Anak menjadi sangat rewel sehingga tidak mau digendong
  • Gejala flu membaik namun kembali lagi dengan demam dan batuk-batuk yang lebih berat
  • Demam dengan merah-merah pada kulit.

Sedangkan, tanda-tanda gawat darurat pada orang dewasa, antara lain:

  • Kesulitan bernapas atau napas pendek-pendek
  • Nyeri atau terasa tekanan pada dada atau perut
  • Kepala seperti melayang
  • Seperti orang bingung
  • Muntah-muntah yang hebat atau terus menerus.

Saat ini peneliti sedang mengembangkan vaksin untuk virus strain baru ini. Namun, pada kelompok individu tertentu, dianjurkan emberian obat antivirus di atas sebagai profilaksis (pencegahan) infeksi, baik sebelum atau sesudah kontak. Kelompok individu tersebut, antara lain:

  • Orang dengan risiko tinggi komplikasi influenza yaitu orang dengan penyakit kronik atau orang tua yang kontak dengan pasien yang dicurigai atau terdiagnosis terkena infeksi flu babi
  • Anak sekolah yang memiliki risiko tinggi komplikasi influenza yang mengalami kontak erat (face-to-face) dengan pasien yang dicurigai atau terdiagnosis terkena infeksi flu babi.
  • Pelancong ke Meksiko yang memiliki risiko ringgi komplikasi influenza (orang dengan penyakit kronik atau orang tua)
  • Petugas medis yang memiliki kontak dengan pasien yang dikonfirmasi terkena infeksi flu babi tanpa proteksi.

Seperti biasa, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan infeksi virus ini sebetulnya sederhana, yaitu dengan menjaga higienitas diri serta menghindari kontak dengan orang yang terlihat sakit. Seringlah cuci tangan dengan sabun atau menggunakan cairan antiseptik yang banyak dijual, terutama setelah batuk atau bersin, serta sebelum makan. Selain itu, jangan menyentuh mulut, hidung, atau mata dengan tangan.

Namun penting untuk diketahui, walau teror demi teror di Indonesia terus merajalela, peran yang paling krusiil dalam menghadapi dan menanggulangi ancaman pandemi virus A-H1N1 adalah meningkatkan kesadaran akan kewaspadaan kesehatan tubuh.[](SO/DA)

Sabtu, 23 Mei 2009

Terapi agonis GnRH (Gonadotropin-Releasing hormone agonist,GnRH-a) untuk Nyeri pada Endometriosis

0leh:
Tita Husnitawati
SubBagian EndokrinologiReproduksi-Fertilitas Bagian Ostetri-Ginekologi FKUP-RSHS Bandung

Agonis GnRH adalah bentuk modifikasi dari GnRH yang mengikat reseptor GnRH pada hipofise dalam waktu lama, berbeda dengan GnRH alam yang mempunyai waktu paruh sangat pendek.1 Analog GnRH sudah cukup lama dikenal sejak ditemukan Schally dkk pada tahun 1977 yang berhasil mengisolasi, mengenal dan mensintesis Gn-RH.2 Gn-RH sintesis ini dikenal dengan istilah analog Gn-RH (Gn-RH-a). Hingga kini analog GnRH digunakan untuk beragam indikasi klinis antara lain: mencegah ovulasi dan menghentikan daur haid, menghentikan pertumbuhan dan memperkecil ukuran lesi endometriosis, memperkecil ukuran uterus, menghentikan pertumbuhan fibroma uterus dan meningkatkan penyusutan fibroma, perdarahan uterus disfungsi (PUD) dan kista ovarium.3 Kombinasi pengobatan operatif dengan analog GnRH merupakan pengobatan untuk endometriosis yang paling banyak dianut hingga kini dan yang paling rendah angka kekambuhannnya.


Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Berkala IV HIFERI Semarang, 26-28 Januari 2009
Peran GnRH pada sistem reproduksi
Terdapat 2 bagian besar dalam otak yang berperan penting dalam regulasi fungsi reproduktif, yaitu hipotalamus dan hipofise. Hubungan hipotalamus dan hipofise adalah melalui aliran darah yang berasal dari anyaman kapiler-kapiler di tengah hipotalamus yang mengalir ke dalam pembuluh darah portal menuruni tangkai/batang hipofise menuju hipofise anterior. Pesan-pesan dari hipotalamus ke hipofise disampaikan melalui zat neuroendokrin (realising hormon)yang disekresikan sel-sel hipotalamus dan ditansport ke hipofise oleh sistem pembuluh darah portal. Zat-zat neuroendokrin dalam hipotalamus memiliki efek stimulasi positif terhadap growth hormone (GH), thyroid-stimulating hormone (TSH), adenocortico tropic hormone (ACTH), sebagaimana halnya dengan gonadotropin Pituitary follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH). Sekresi FSH dan LH memerlukan rangsangan pulsatil GnRH hipotalamik yang membuat jumlah reseptor bertambah diantara dua denyutan. Pengeluaran GnRH secara konstan membuat respons awal (flare) yang terjadi dalam 10 hari pertama , diikuti pengaturan-turun (down regulation) konsentrasi reseptor, yang akan mendesentisasi hipofise untuk terus dirangsang.4

Mekanisme terjadinya nyeri pada endometriosis
Implan endometriosis mengakibatkan peradangan lokal yang mengiritasi ujung syaraf dan mengirimkan rangsangan noxious sepanjang jalur medula spinalis ke susunan syaraf pusat yang dirasakan oleh pasien sebagai perasaan terbakar, nyeri tumpul, nyeri tajam, seperti ditusuk dan kram. Reaksi peradangan lokal diperantarai oleh meningkatnya produksi sitokin dan prostaglandin yang berasal dari lesi endometriosis dan sel-sel sistim imun. Substansi ini juga merangsang perkembangan jaringan parut dan nodul sekeliling lesi yang akan menekan syaraf prifer mengakibatkan gejala nyeri dan menunjukkan neropati perifer. Gejala nyeri biasanya timbul ketika nodul tertekan saat pemeriksaan bimanual atau saat bersenggama. Kista coklat mungkin akan menekan organ lain pada pelvik mengakibatkan nyeri dan penekanan selama berkemih atau pergerakan usus. Karena meningkatnya sitokin sistemik dan prostaglandin oleh sel-sel sistem imun pada sirkulasi darah, banyak perempuan merasakan demam, nyeri dan perasaan kejang pada tubuhnya, mual, muntah, dan diare ketika haid.
Secara umum sakit dapat terjadi pada organ lain selain organ pelvik perempuan, di fihak lain implan endometriosis tidak biasanya asimtomatik. Walaupun beberapa pasien mungkin dapat memantau sendiri apakah ada hubungannya antara nyeri dengan beberapa fungsi tubuh, dan aktivitas fisik yang mengarah ke organ tertentu, tetapi pada keadaan ini beberapa pemeriksaan diagnosis dan konsultasi dengan spesialis lain diperlukan untuk menentukan apakah penyebab sakit tersebut endometriosis atau bukan ( organ lain). Jika tetap penyebab sakit tidak jelas maka penekanan ovarium oleh obat tertentu seperti DepotLupron dapat membantu membedakan nyeri apakah diakibatkan oleh endometriosis atau bukan. Telah dipercaya bahwa endometriosis tumbuh subur dalam pengaruh estrogen. Salah satu tujuan terapi endometriosis yaitu membuat kondisi hipoestrogen akan mengakibatkan lesi endometriosis atropi, sehingga kejadian nyeri berkurang.

Analog GnRH
Gn-RH alamiah merupakan hormon peptida pendek yang terdiri dari rangkaian 10 asam amino. Gn-RH ini memiliki waktu paruh yang singkat, ikatan reseptor yang lemah dan sangat mudah di hancurkan oleh enzim peptidase . Untuk mendapatkan analog Gn-RH , maka susunan asam amino pada Gn-RH alami diganti dengan asam amino lain pada rantai 6 dan 10. Menurut cara kerjanya analog Gn-RH di bagi dalam dua bentuk, yaitu agonis Gn-RH dan antagonis Gn-RH.
Agonis GnRh
Dengan mensubstitusi asam amino terpilih atau dengan etilamid pada posisi 6 dan atau 10 (asam amino glisin) pada Tabel 1 disintesis GnRH analog. Substitusi ini akan meningkatkan afinitas dengan reseptor GnRH dan mencegah degradasi oleh enzim endo-peptidase atau karboksiamid peptidase sehingga meningkatkan waktu paruh 8 menit menjadi 5 jam
Table 1 – Struktur dan potensi relatif agonis GnRH
Agonis GnRH Potensi relatif
Buserelin D-Ser (TBU) untuk Gly-6 100
Nafarelin D-(2Nal) untuk Gly-6 100
Leuprorelin D-Leu untuk Gly-6 50
acetate Ethylamide untuk Gly-10
Goserelin D-Ser (TBU) untuk Gly-6 50
Az-Gly untuk Gly-10
Triptorelin D-Trp untuk Gly-6 100
Tabel 1. Struktur dan Potensi Relatif Agonis GnRH

Pada pemberian agonis Gn-RH secara kontinyu (tanpa berdenyut), maka agonis Gn-RH tersebut akan menduduki reseptor di hipofisis anterior, dengan cara mengurangi sensitifitas hipofisis terhadap rangsangan agonis Gn-RH , sehingga terjadi penurunan sekresi LH dan FSH. Akibatnya produksi estrogen dan progesteron pun oleh ovarium akan berkurang (receptor down-regulation). Long-acting GnRH agonist ini (leuprolide, nafarelin, goserelin) mengakibatkan keadaan hipogonadal hipogonadotropik yang disebut pseudomenopause atau ooforektomi medikal , tetapi kedua istilah itu kurang tepat karena pada menopause ovarium tidak memproduksi estrogen karena tidak ada folikel. Pada kedua keadaan tersebut terjadi kenaikan kadar gonadotropin yang bermakna. Sebaliknya perempuan yang mendapat terapi agonis GnRH tidak memproduksi estrogen karena kedua ovarium tidak mendapatkan rangsang gonadotropin yang adekuat; akibatnya kadar FSH dan LH sangat rendah. Aksi agonis GnRH pada terapi endometriosis yang memicu kondisi kekurangan estrogen dan amenore, akan menghilangkan semua kemungkinan penyemaian baru pada peritoneum (pertumbuhan baru endometriosis).1
Pada awal pemberian terjadi stimulasi reseptor dan dengan sendirinya terjadi pengeluaran LH dan FSH dalam jumlah besar, sehingga terjadi pemicuan sintesis estrogen dan progesteron di ovarium (flare up). Ikatan reseptor agonis Gn-RH ini sangat kuat (slow reversibility), sehingga meskipun pemberiannya telah dihentikan namun efeknya terhadap tubuh manusia masih ada berbulan-bulan. Karena cara kerjanya yang menimbulkan flare up, dan mengurangi sensitivitas hipofisis anterior, maka analog Gn-RH jenis ini disebut pula sebagai agonis Gn-RH.
GnRH agonist dapat diberikan intramuskuler, subkutaneous atau intranasal tergantung jenis obat yang dipakai. Terapi diberikan berupa suntikan tiga bulanan, satu bulanan dan harian atau semprotan intranasal
Tabel 2. Bentuk, Dosis, Nama Generik dan Nama Dagang Analog GnRH
Nama generik Nama dagang Bentuk Dosis
Buserelin Suprecur Semprotan intranasal Dua kali semprotan pada setiap lubang nasal setiap 8 jam (tiga kali sehari).
Suprefact injectable Suntikan harian Dosis diawali 200 mikogram sehari dan dapat dinaikan maksimal 500 mikogram.
Goserelin Zoladex Suntikan satu bulanan atau tiga bulanan Disuntikan di bawah kulit pada perut bagian bawah
Leuprorelin
Leuprolide Lupron Depot, Tapros, Endrolin Suntikan satu bulanan atau tiga bulanan Disuntikan di bawah kulit pada daerah perut, lengan atau otot pantat/paha
Prostap SR
Enantone
Lucrin Depot
Trenantone-Gyn Sutikan tiga bulanan
Naferelin
Synarel Semprotan intranasal Disemprotkan pada satu lubang hidung pada pagi hari dan satu semprotan pada lubang hidung lainnya pada malam hari setiap hari. Pada beberapa perempuan dosis ini tidak mengganggu pola haid sehingga dapat dinaikkan menjadi satu semprotan pada ke dua lubang hidung setiap pagi dan malam.
Synarella
Triptorelin Decapeptyl SR Suntikan satu bulanan dan tiga bulanan Disuntikan di bawah kulit atau pada otot pantat.
Gonapeptyl Suntikan satu bulanan
Tabel 2. Bentuk, Dosis, Nama Generik dan Nama Dagang Analog GnRH
Pada pemakaian terapi lebih dari dua minggu produksi estrogen akan berhenti mengakibatkan implan endometriosis menjadi inaktif dan berdegenerasi. Kebanyakan perempuan mengalami henti haid pada dua bulan terapi dan mengalami perdarahan bercak setelah 10-14 hari pemberian terapi. Empat sampai 8 minggu pemberian terapi gejala mulai menghilang. Haid timbul kembali setelah 4-6 minggu pemakain obat semprotan dan 6-10 minggu setelah suntikan terakhir.4

Efektivitas Pengobatan Untuk Gejala Nyeri
Penggunaan sebelum operasi
Sebaiknya tidak diberikan dengan tujuan mengurangi perluasan lesi peritoneal (implan superfisial) karena dapat mempersulit operator mengidentifikasi kelainan.4 Kejadian penyusutan endometrioma pada pemberian agonis GnRH sebelum pembedahan masih diperdebatkan6-7
Penggunaan setelah pembedahan
Enam bulan pemakaian agonis GnRH segera setelah pembedahan akan menurunkan gejala kekambuhan,8 dan memperpanjang timbulnya kekambuhan.4 Hasil ini lebih efektif dibandingkan pemakaian kontrasepsi oral setelah pembedahan.9
Pengunaan pada kekambuhan penyakit
Pengobatan dapat dilanjutkan tetapi dengan hati-hati mempertimbangkan dosis dan lama pemberian untuk mencegah atau memperkecil hilangnya densitas tulang.7 Beberapa peneliti melaporkan bahwa penipisan tulang kurang jelas terjadi selama terapi tulang.7 Pemberian terapi add-back akan memperkecil risiko dan memungkinkan terapi dilanjutkan sampai lebih dari dua tahun.4
Keberhasilan agonis GnRH banyak dilaporkan para peneliti. Kesembuhan nyeri pelvik dan nyeri haid mencapai 80 -90%, angka kehamilan mencapai rata-rata 52 %, sedangkan angka kejadian residif juga rendah. Peneliti lain melaporkan: pengobatan nyeri mencapai kesembuhan 80-100%, amenorea hilang 100%, nyeri panggul hilang 50-100%. Rekurensi terjadi 20% pada nyeri menstruasi, akan tetapi tidak ada rekurensi pada dispareunia pada observasi selama 6 bulan. Angka kehamilan banyak dilaporkan para peneliti. Werlin memperoleh kehamilan 3 bulan pasca pengobatan. Pada endometriosis derajat ringan angka kehamilan 10-57% dalam waktu 2-8 bulan. Hal ini bervariasi tergantung stadium endometriosis.4,12

Efek Samping
Efek samping obat yaitu hipogonadisme, termasuk hot flushes, pengeringan vagina progresif, menurunnya libido (karena produksi estrogen dan androgen ditekan), depresif, iritabilitas, lemah, sakit kepala, perubahan kulit dan hilangnnya mineral tulang. Terapi GnRH agonist tidak mengubah lipid serum dan konsentrasi lipoprotein seperti yang terjadi pada terapi danazole atau progestin dosis tinggi. Turunnya mineral tulang yang bermakna ada hubungannya dengan regimen terapi standar GnRH agonist (enam bulan); hilangnya mineral tulang baik pada vertebrae lumbar (tulang trabekuler) dan leher femoral (tulang kortikal) dan dapat mencapai 1% per bulan bahkan lebih. Setelah pengobatan dihentikan, mineral tulang yang menurun lambat laun membaik, tetapi tidak semua wanita mengalaminaya. Hilangnya bagian tulang trabekuler dapat menyebabkan kerusakan stuktur tulang yang tidak dapat kembali secara membaik secara efektif.1

Terapi add-back
Dalam mencegah kehilangan mineral tulang sejumlah stategi terapi add-back telah dikembangkan. Regimen kombinasi estrogen dosis rendah dan progestin (conjugated estrogens 0,62 mg dan medroksiprogesteron asetat 2,5 mg/hari) berdasarkan dugaan bahwa kadar estrogen yang diperlukan untuk mendukung endometriosis adalah lebih besar daripada kadar esrogen untuk mencegah gejala vasomotor hilangnya mineral tulang. Hasil untuk dicapai dengan menambah regimen add-back kombinasi estrogen dosis rendah dan progestin yang disebut estrogen threshold hypothesis. Bagaimanapun juga add-back therapy hanya dengan estrogen dosis rendah sebaiknya tidak dianjurkan; percobaan klinis akhir-akhir ini (etrogen oral 1 mg/ hari) telah dihentikan secara dini karena terjadi kekambuhan nyeri. Beberapa regimen add-back telah dijelaskan, termasuk progestin saja (noretindron 2,5-5 mg/ hari, tibolon 2,5 mg/hari, bifosfonat (etidronat siklik) 400 mg/ hari untuk 2 minggu setiap 2 bulan, alendronat 10 mg/ hari), dan kebanyakan saat ini dipakai selective estrogen receptor modulators, SERM (ralokxifen 60 mg/hari). Regimen terapi add-back kombinasi estrogen-progestin melindungi tulang dan mempunyai keuntungan tambahan untuk mencegah hot flushes dan atropi urogenital. Efektifitas regimen add-back progestin saja kurang konsisten. Endometriosis sendiri tidak dihubungkan dengan hilangnya milneral tulang.1
Antagonis GnRH
Dewasa ini telah berhasil di temukan jenis Gn-RH analog yang lain, dimana cara kerjanya jauh berbeda dengan Gn-RH agonis, yang dinamakan Gn-RH antagonis. Dahulu para ahli selalu gagal menggunakan Gn-RH antagonis generasi I dan ke II, karena memiliki efek pengeluaran histamin pada tempat penyuntikan. Dewasa ini telah banyak digunakan antagonis GnRH generasi ketiga untuk pengobatan endometriosis. Generasi ketiga ini tidak memiliki efek terhadap pengeluaran histamin pada tempat penyuntikan, dibandingkan dengan antagonis GnRH generasi I dan II. Cara kerja antagonis GnRH adalah dengan menduduki reseptor di hipofisis anterior tanpa terjadi stimulasi reseptor, artinya tanpa terjadi pengeluaran FSH dan LH pada saat awal pemberian (tanpa flare up). GnRH antagonis berikatan dengan reseptor GnRH dan bekerja dengan cara kompetitif dengan GnRH alamiah.4 Gn-RH antagonis diperoleh dengan cara mengganti susunan asam amino Gn-RH alamiah pada rantai 1,2,3,6,8 dan 10. Karena Gn-RH antagonis dapat dengan cepat melepaskan diri dari ikatan reseptornya, maka pemberiannyapun harus dilakukan sesering mungkin (tiap hari, atau tiap minggu).11
Pengobatan endometriosis dengan Gn-RH agonis, maupun antagonis merupakan pengobatan yang dewasa ini paling banyak dipakai. Angka kesembuhan nyeri pelvik dan nyeri haid mencapai 80 -90%, sedangkan angka kehamilan mencapai rata-rata 52 %, sedangkan angka kejadian residif juga rendah . Gn-RH agonis, maupun antagonis banyak di gunakan pada kasus endometriosis berat. Pada kista coklat, sebaiknya sebelum dilakukan tindakan pembedahan, diberikan pengobatan dengan Gn-RH analog selama 6 bulan. Tujuan pemberian Gn-RH analog adalah untuk mengurangi proses inflamasi dan vaskularisasi pada ovarium.11-2
Pustaka
1. Speroff. L, Fritz MA., Endometriosis , Clinical Gynecologic Endocrinology and
Infertility, 7th, William & Willkins, Baltimore. 2005; 1103 – 34.
2. Hooghe M.T, Hill, J. A, : Endometrisis, Novak's Gynecology, 14th , Williams &
Willkins, Baltimore USA,2007; 1137-84.
3. Speroff. L, Fritz MA. Neuroendocrinology , Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility, 7th, William & Willkins, Baltimore. 2005;146 – 85.
4. Schweppe K-W, Hummelshoj L. Recommendations on the use of GnRH in the management of endometriosis. In: Lunenfeld B (ed). GnRH Analogs in Human Reproduction. United Kingdom: Francis & Taylor, 2005:53-66.
5. Prentice A., Deary AJ, Bland E. Progestagens and anti-progestagens for pain associated with endometriosis. In: The Cochrane Library, Issue 3. Chichester: John Wiley & Sons Ltd, 2003.
6. Donnez J, Nisolle M, Gillerot S, et al. Ovarian endometrial cysts: the role of gonadotropin-releasing hormone agonist and/or drainage. Fertil Steril 1994;62:63-6.
7. Muzii L, Marana R, Caruana P, et al. The impact of preoperative gonadotropin-releasing hormone agonist treatment on laparoscopic excision of ovarian endometriotic cysts. Fertil Steril 1996;65:1235-37.
8. Hemmings R. Combined treatment of endometriosis. GnRH agonists and laparoscopic surgery. J Reprod Med 1998;43(3):31620.
9. Muzii L, Marana R, Caruana P, et al. Postoperative administration of monophasic combined oral contraceptives after laparoscopic treatment of ovarian endometriomas: a prospective, randomised trial. Am J Obstet Gynecol 2000;183:588-592.
10. Uemura T, Yoshikata H, Ishikawa M, et al. Effects of pre-treatment with GnRH-Agonists on bone mineral density in patients with endometriosis. 5th International Symposium on GnRH-Analogues in Cancer and Humann Reproduction, Geneva, Switzerland, 1999: abstract 45
11. Huirne JAF, Lambalk CB, Janssens R, Schoemaker J. GnRH agonist versus antagonist, where are we today ?. The First World Congress On: Controversies in Obstetric, Gynecology & Infertility. Prague, Czech Republic-1999
12. Ling, FW. Randomized controlled trial of depot leuprolide in patients with chronic pelvic pain and clinically suspected endometriosis. Pelvic Pain Study Group. Obstet Gynecol 1999; 93:51.

Jumat, 15 Mei 2009

BAHAN KIMIA MENGURANGI KESUBURAN

Sumber : The Times

Bahan kimia yang terdapat di dalam pembungkus makanan, pestisida, dan barang-barang rumah tangga dapat berkaitan dengan gangguan kesuburan pada wanita, berdasarkan data dari penelitian terbaru.

Penelitian yang melibatkan 1240 wanita menemukan bahwa kadar yang tinggi dari perfluorinated chemicals (PFCs) di dalam aliran darah wanita dapat mempengaruhi lamanya waktu memiliki keturunan. Mereka dengan kadar PFCs yang tinggi di dalam darah memiliki kemungkinan memiliki anak lebih lama dibandingkan mereka yang memiliki kadar rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of California Los Angeles (UCLA), memberikan salah satu bukti nyata bahwa pajanan bahan kimia dapat mempengaruhi infertilitas (ketidaksuburan). Penelitian ini diterbitkan di dalam Journal Human Reproduction.

Masih mungkin bahwa kadar zat kimia yang tinggi di aliran darah adalah hasil dari faktor lain yang mempengaruhi keseuburan seperti obesitas. Wanita yang banyak mengonsumsi makanan siap-jadi dan sudah di-packing serta mengonsumsi lebih banyak PFCs, dapat memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi obesitas dan memiliki kesuburan yang rendah.

Profesor Jorn Olsen, dari UCLA, yang memimpin penelitian ini mengatakan, “Kami sedang menanti penelitian lebih jauh untuk mengonfirmasikan penelitian ini dan untuk menemukan apakah PFCs sebaiknya dimasukkan ke dalam faktor risiko gangguan kesuburan. Profesor Tony Rutherford, ketua dari the British Fertility Society, mendeskripsikan bahwa hasil dari penelitian ini cukup menarik dan patut untuk ditelusuri lebih lanjut.


Rabu, 13 Mei 2009

BERAT BADAN TURUN, SEKS PUN OKE



Para lelaki yang mengalami kegemukan atau obesitas dikatakan bakal dapat merasakan kembali gairah seksual yang meluap setelah mereka berhasil menurunkan berat badan. Demikian sebuah penelitian baru mengungkapkan.
Riset ini melibatkan 97 pria dengan usia rata-rata 48 tahun ini dan semuanya mengalami obesitas yang tidak wajar. Kesimpulan ini didapat dari laporan yang disampaikan para pria ini sebelum dan setelah mereka menjalani operasi bedah gastric by pass hingga melorot berat badannya.
"Kami memperkirakan bahwa seorang pria yang mengalami kegemukan tak wajar bakal mengalami disfungsi seksual seperti yang dialami para lelaki yang usianya 20 tahun lebih tua," demikian para ahli menyimpulkan.
Temuan ini dipublikasikan Bulan Desember lalu di Journal of the American College of Surgeons.
Mengenai operasi bedah bypass gastric, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Prosedur ini tentu saja bukannya tanpa komplikasi, bahkan kerap mengecewakan. Para ahli menyatakan agar tindakan ini dilakukan bila diet dan olahraga sudah tidak bisa dilakukan.
Efek samping yang sering terjadi seusai operasi antara lain anemia, diare, kegagalan fungsi pernapasan, pengentalan darah, pusing-pusing atau pening, sampai kematian. Bahkan, National Institute of Health (NIH) menyebutkan tindakan ini dapat menyebabkan penyerapan gizi tidak dapat berlangsung efektif. Namun, setidaknya kehidupan seks menjadi lebih baik.
Yang jelas, bedah gastric bypass tak akan sukses tanpa perubahan gaya hidup dan diet. "Tanpa merubah gaya hidup, operasi akan sia-sia." seperti dikutip dari NIH. Tentu saja, penurunan berat badan dengan cara alami sangat dianjurkan. Banyak yang sudah berhasil melakukannya, kenapa Anda tidak?[]
Sumber:http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/01/06/20280893/berat.badan.turun.seks.pun.oke

SEKSOLOGI: WILAYAH SENSITIF



SETIAP orang memiliki area sensual yang berbeda, menurut terapis seks dari The British Association of Sexual and Marital Therapists, Anne Hooper. Bagi Tono, leher bisa jadi merupakan area yang menyenangkan saat digelitiki atau diciumi pacarnya. Bagi Andi, lain lagi. Leher tidak berarti apa-apa buatnya karena dia tidak merasakan sesuatu yang istimewa ketika istrinya mencumbunya di wilayah itu.
Sebab itu, memetakan wilayah sensual pada tubuh adalah hal penting buat setiap pasangan. Anne Hooper mengajak kita untuk melakukan beberapa permainan ini:
Berbaringlah satu sama lain berdekatan dengan pasangan Anda tanpa pakaian sehelai pun. Mintalah pasangan Anda untuk melakukan sentuhan lembut pada area tertentu. dan buatlah skala pada area itu.
Jika area tersebut rasanya begitu istimewa dan menyenangkan, berilah nilai 3. Jika tidak terlalu istimewa berilah nilai 0. Dan bila rasanya sungguh tidak menyenangkan, berilah nilai minus 3. Dengan cara ini Anda dapat mengetahui wilayah mana yang sensitif dari pasangan Anda masing-masing.
Anne menegaskan, tidak setiap area yang saat disentuh terasa menyenangkan di lain hari akan menyenangkan juga. Ini tergantung juga kondisi kita masing-masing. Karena itu, supaya kita tahu, paham dan semakin mengenal pasangan kita dan diri kita masing-masing, pemetaan itu perlu kita lakukan dalam kondisi yang berbeda-beda. Saat pasangan sedang punya mud besar, sedang capai, atau sedang apa saja. Dan perhatikan, wilayah mana yang setiap kali disentuh selalu menyenangkan tanpa peduli keadaan hati. Mau dicoba?[]
Sumber: http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/01/26/22345528/petakan.wilayah.sensitif.anda

MASTURBASI PADA USIA 20 DAN 30-AN





Pria yang aktif secara seksual pada usia 20-an dan 30-an memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat, terutama apabila frekuensi masturbasi mereka cukup tinggi, berdasarkan penelitian pada lebih dari 800 pria yang diterbitkan di dalam British Journal Urology International (BJU International).
Para peneliti di United Kingdom juga mengungkapkan hasil penelitian mereka dimana aktivitas seksual pada pria berusia 40-an memiliki efek yang lebih rendah dan bahkan frekuensi yang lebih kecil lagi pada pria berusia 50-an dapat memberikan perlindungan dari kanker prostat. Penelitian ini lebih banyak ditujukan pada aktivitas masturbasi dibandingkan dengan hubungan intim pasangan.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Nottingham, mengambil subjek penelitian (dengan fokus pada aktivitas seksual mereka) lebih dari 431 pria yang telah didiagnosis kanker prostat sebelum usia 60 tahun, bersama dengan 409 subjek kontrol.
Pria-pria yang berpartisipasi di dalam penelitian ini diberikan pertanyaandari berbagai aspek mengenai kehidupan seksual mereka sejak usia 20-an, termasuk pada usia berapa mereka mulai aktif secara seksual, seberapa sering mereka bermasturbasi dan melakukan hubungan intim, berapa jumlah partner seksual mereka, dan apakah mereka memiliki Penyakit Menular Seksual.
“Kami mencari hubungan antara aktivitas seksual dan pria muda sama seperti hubungan antara kanker prostat pada pria tua dimana prevalensi penyakit tersebut meningkat pada pria berusia 50 tahun,” kata Dr Polyxeni Dimitropoulou dari Universitas Cambridge.
Hormon memainkan peranan di dalam kanker prostat dan umumnya pengobatannya adalah mengurangi kadar hormon yang menstimulasi pertumbuhan sel kanker. Libido seorang pria juga diregulasi oleh kadar hormonal ini, karena itulah penelitian ini mencoba mencari hubungan antara libido seorang pria dengan risiko dari kanker prostat.
Semua pria dengan kanker prostat didiagnosis pada usia 50-an. Sebagian besar pria yang berpartisipasi di dalam penelitian ini (97%) adalah kulit putih dan mayoritas menikah (84%) atau menjanda, berpisah atau bercerai (12%).
Beberapa point yang menarik dikemukakan di dalam penelitian ini :
59% pria di kedua grup mengatakan bahwa mereka berhubungan seksual aktif (intercouse atau masturbasi) 12 kali/bulan atau lebih pada usia 20-an. Angka ini semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia menjadi 48% pada usia 30-an, 28% pada usia 40-an, dan 13% pada usia 50-an
39% dari grup yang menderita kanker memiliki 6 partner wanita atau lebih, dibandingkan dengan angka 31% pada grup kontrol
Pria dengan kanker prostat memiliki kecenderungan menderita Penyakit Menular Seksual dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita kanker prostat
Sebagian besar pria dengan kanker prostat memiliki aktivitas seksual (intercouse atau masturbasi) lebih tinggi dibandingkan pria dari grup kontrol. 40% pria dengan kanker prostat memiliki frekuensi tertinggi pada usia 20-an (20 kali atau lebih/bulan) dibandingkan dengan 32% dari grup kontrol. Pola yang sama juga diketemukan pada pria usia 30-an dan 40-an. Pada usia 50-an, 31% dari masing-masing grup termasuk di dalam kategori cukup sering (10 kali atau lebih/bulan)
Pria dengan kanker prostat lebih sering bermasturbasi dibandingkan pria dari grup kontrol, dengan frekuensi tertinggi pada usia 20-an (34% vs 24%) dan 30-an (41% vs 31%). Perbedaan tidak terlalu jauh pada usia 40-an (34% vs 28%) dan usia 50-an (25% vs 26%)
Yang membuat penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya adalah fokus dari penelitian mengarah pada usia muda dan melibatkan baik masturbasi maupun intercourse pada berbagai tahapan kehidupan. Secara garis besar, penelitian ini menemukan hubungan yang cukup signifikan antara kanker prostat dan aktivitas seksual pada pria usia 20-an dan antara masturbasi dan kanker prostat pada usia 20-an dan 30-an. Bagaimanapun juga, belum ada hubungan yang signifikan antara aktivitas seksual dengan kanker prostat pada usia 40-an.
Penjelasan yang paling rasional untuk efek proteksi pada pria usia 50-an berasal dari hubungan seksual, dan terutama masturbasi. Hubungan seksual ataupun masturbasi adalah pelepasan dari racun yang berakumulasi selama aktivitas seksual dan mengurangi risiko menderita kanker di daerah prostat. Teori ini belum berdiri stabil dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Sumber : British Journal Urology International (SEPERTI DIKUTIP KLIKDOKTER MENUJU SEHAT)

Minggu, 15 Maret 2009

GIZI TEPAT SAAT HAMIL

KEBUTUHAN GIZI
* Kalori
Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III, kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
* Protein
Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.
* Lemak
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.
* Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir.
* Vitamin dan mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Tak cuma itu. Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energi seperti vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah, sedangkan Vitamin B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino.
Kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.
DAMPAK KURANG GIZI
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II
dan III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya. Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
Padahal, tak sulit memperoleh tambahan zat besi dan asam folat ini. Selain dari suplemen, juga dari bahan makanan yang disantapnya. Namun ibu hamil tak dianjurkan mengonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimbulkan penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika kebersihan dan keamanan bahannya tidak terjamin.
ANJURAN KHUSUS
Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau kalau tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya. Ingat, keanekaragaman bahan makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang. Kebutuhan kalori mudah didapat dari tambahan porsi biji-bijian, sayuran, buah dan susu rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi setelah beberapa minggu kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak melampui masa trimester II yang merupakan masa pertumbuhan janin terbesar.
Bagi ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu mengalami keluhan mual-muntah, maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat merangsang keluhan mual-muntahnya. Contohnya adalah durian. Jika tidak ada keluhan, buah ini boleh dikonsumsi selama hamil asalkan jumlahnya wajar, yaitu sekitar 35 gram dalam sehari.
Olahan apa pun seperti makanan yang dibakar boleh saja disantap asalkan benar-benar matang dan tidak dikonsumsi bagian gosongnya. Selanjutnya, apabila ibu hamil telah mengonsumsi menu makanan sesuai anjuran, maka camilan tanpa kalori boleh-boleh saja dikonsumsi seperti agar-agar, gelatin dan sejenisnya.
Selain alkohol, kopi juga tidak dianjurkan diminum selama hamil karena kurang mengandung zat gizi dan kemungkinan memberikan efek negatif walau hal ini masih diperdebatkan. Merokok aktif maupun pasif juga harus dihentikan karena berkaitan dengan tingginya risiko keguguran, bayi lahir meninggal, lahir prematur, ataupun lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).
PANTAU KENAIKAN BERAT BADAN
Pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di antaranya keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB ibu hamil. Normalnya, pada trimester I berat badan diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Sedangkan pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap minggunya.
Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai kenaikan BB sebanyak 12,5­18 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk mereka yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal diharapkan mencapai kenaikan BB sebesar 11,5­16 kg di akhir kehamilannya. Sedangkan mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil diharapkan kenaikan BB-nya hanya 7­11,5 kg pada akhir kehamilannya. Sementara wanita hamil yang kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih sedikit pada akhir kehamilannya. Agar kenaikan berat badan terjaga, tentu saja ibu perlu secara berkala dan rutin menimbang badan bersamaan dengan pemeriksaan kehamilan.
MENU SEHARI IBU HAMIL
Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan selama hamil. Nah, berikut bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari:

Kelompok bahan makanan:
Porsi:
roti, serealia, nasi dan mi
6 piring/porsi
sayuran
3 mangkuk
buah
4 potong
susu, yogurt, dan atau keju
2 gelas
daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan
3 potong
lemak, minyak
5 sendok teh
gula
2 sendok makan
Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil
Bahan makanan
Porsi hidangan sehari
Jenis hidangan
Nasi
5 + 1 porsi
Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang
Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Sayuran
3 mangkuk
Buah
4 potong
Tempe
3 potong
Daging
3 potong
Susu
2 gelas
Minyak
5 sendok teh
Gula
2 sendok makan
Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:
* 1 porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan:
Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mi basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram)
* 1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan:
1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya.
* 1 mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
* 1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram),
2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
* 2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan:
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan lainnya.
* 1 gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan:
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.
* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:
avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:
1 sendok makan madu (15 gram)
Konsultan ahli:
DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc,
dari Departemen Ilmu Gizi FKUI
tabloid-nakita.com
diambil dari ::futabashou534::
dikutip dari:bibilung.wordpress.com